Kamis, 16 April 2009

Nama-nama Air Zamzam


Di antara nama-nama Zamzam adalah

01.Zamzam
02.Hazmatu Jibril
03.Sayyidah
04.Zamam
05.Birkah
06.Suqya Ismail
07.Madhnunah
08.Syi`ah
09.Mubarakah
10.Ghaslu Qalbi Muhammad
11.Shafiah
12.Maktumah
13.Kaafiah
14.Tha`aamu tha`min
15.Birrah
16.As Syiaa`ah
17.`Afiah
18.Syifaa'u saqamin
19.Marwiyah
20.Syiaa`atul `Iyaal
21.Mughdziah
22.Syarabul Abrar
23.Aunah
24.Takattum
25.Thahirah
26.Qaryatun Naml
27.Busyra
28.Hazmatu `Ismail
29.Hurmah
30.Nuqratul Ghurab AlA`sham
31.Ishmah
32.Hazmatul Bi'ri
33.Mu'nah
34.La Tatraf wa la tadzum
35.Thayyibah
36.Al Aabaar
37.Naafi`ah
38.Hafirah Abdul Muthalib
39.Hirfah
40.Hamzatu Jibril

Sumber Air Zamzam

Air Zamzam berasal dari mata air Zamzam yang terletak di bawah tanah, sekitar 20 meter di sebelah Tenggara Ka'bah. Mata air atau Sumur ini mengeluarkan Air Zamzam tanpa henti. Diamanatkan agar sewaktu minum air Zamzam harus dengan tertib dan membaca niat. Setelah minum air Zamzam kita menghadap Ka'bah.
Sumur Zamzam mempunyai riwayat yang tersendiri. Sejarahnya tidak dapat dipisahkan dengan isteri Nabi Ibrahim AS, yaitu Siti Hajar dan putranya Ismail AS. Sewaktu Ismail dan Ibunya hanya berdua dan kehabisan air untuk minum, maka Siti Hajar pergi ke Bukit Safa dan Bukit Marwah sebanyak 7 kali.Namun tidak berhasil menemukan air setetespun karena tempat ini hanya merupakan lembah pasir dan bukit-bukit yang tandus dan tidak ada air dan belum didiami manusia selain Siti Hajar dan Ismail.
Penjelasan tentang sejarah ini adalah sbb :
Saat Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar dan Ismail tiba di Makkah, mereka berhenti di bawah sebatang pohon yang kering. Tidak berapa lama kemudian Nabi Ibrahim AS meninggalkan mereka.Siti Hajar memperhatikan sikap suaminya yang mengherankan itu lalu bertanya ;" Hendak kemanakah engkau Ibrahim ?" "Sampai hatikah engkau meninggalkan kami berdua ditempat yang sunyi dan tandus ini ? ".
Pertanyaan itu berulang kali, tetapi Nabi Ibrahim tidak menjawab sepatah kata pun. Siti Hajar bertanya lagi; "Apakah ini memang perintah dari Allah ? "Barulah Nabi Ibrahim menjawab, "ya".
Mendengar jawaban suaminya yang singkat itu, Siti Hajar gembira dan hatinya tenteram. Ia percaya hidupnya tentu terjamin walaupun di tempat yang sunyi, tidak ada manusia dan tidak ada segala kemudahan. Sedangkan waktu itu, Nabi Ismail masih menyusu.
Selang beberapa hari, air yang dari Nabi Ibrahim habis. Siti Hajar berusaha mencari air di sekeliling sampai mendaki Bukit Safa dan Marwah berulang kali sehingga kali ketujuh (terakhir ) ketika sampai di Marwah, tiba-tiba terdengar oleh Siti Hajar suara yang mengejutkan, lalu ia menuju ke arah suara itu. Alangkah terkejutnya, bahwa suara itu ialah suara air memancar dari dalam tanah dengan derasnya. Air itu adalah air Zamzam.
Air Zamzam yang merupakan berkah dari Allah SWT, mempunyai keistimewaan dan keberkatan dengan izin Allah SWT, yang bisa menyembuhkan penyakit, menghilangkan dahaga serta mengenyangkan perut yang lapar. Keistimewaan dan keberkatan itu disebutkan pada hadits Nabi , " Dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah s.a.w bersabda: "sebaik-baik air di muka bumi ialah air Zamzam. Air Zamzam merupakan makanan yang mengenyangkan dan penawar bagi penyakit ".
Sumber tulisan dari: Al Islam.com dan Haji Umroh.Com

Rabu, 15 April 2009

SEWINDU OTONOMI DAERAH

Rabu, 24 Desember 2008
Lampung Post
Sekilas Kota Metro

KOTA Metro yang berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung (ibu kota Provinsi Lampung) berpenduduk sekitar 152.827 jiwa dengan tingkat kepadatan 2.223 jiwa/km®MDSU¯2.

Secara administratif, Kota Metro terbagi dalam lima wilayah kecamatan, yaitu Metro Pusat, Metro Barat, Metro Timur, Metro Selatan, dan Metro Utara, dengan 22 kelurahan. Wilayahnya 68,74 km®MDSU¯2 atau 6.874 ha berada pada ketinggian 36--58 MDPL dan suhu udara 26--29 derajat Celsius.

Batas wilayah:

Sebelah utara, berbatasan dengan Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, dan Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur.

Sebelah selatan, berbatasan dengan Kecamatan Metro Kibang, Lampung Timur.

Sebelah timur, berbatasan dengan Kecamatan Pekalongan dan Kecamatan Batanghari, Lampung Timur.

Sebelah barat, berbatasan dengan Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah.

Luas Wilayah Kota Metro per Kecamatan

Kecamatan Metro Metro Metro Metro Metro

Pusat Barat Timur Selatan Utara

Luas wilayah (km®MDSU¯2) 11,71 11,28 11,78 14,33 19,64

Penggunaan Lahan

Pola penggunaan lahan di Kota Metro secara garis besar dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu lahan terbangun dan tidak terbangun. Lahan terbangun terdiri atas kawasan permukiman, fasilitas umum, fasilitas sosial, fasilitas perdagangan dan jasa. Sementara, lahan tidak terbangun terdiri atas persawahan, perladangan, dan penggunaan lain-lain.

Kawasan tidak terbangun di Kota Metro didominasi persawahan dengan sistem irigasi teknis yang mencapai 2.982,15 hektare atau 43,38% dari luas total wilayah. Selebihnya, lahan kering pekarangan 1.198,68 hektare, tegalan 94,49 hektare, dan sawah nonirigasi sebesar 41,50 hektare.

Mata Pencarian Penduduk

Mata pencarian penduduk Kota Metro bergerak pada sektor jasa (28,56%), sektor perdagangan (28,18), sektor pertanian (23,97%), transportasi dan komunikasi (9,84%), serta konstruksi (5,63%)

0 komentar Link ke posting ini

Antisipasi Calhaj Asal Luar Lampung

Rabu, April 08, 2009


BANDAR LAMPUNG (Lampost): Mengantisipasi adanya jemaah calon haji yang bukan dari Lampung, Kantor Departremen Agama (Kandepag) kabupaten/kota diminta turun ke lapangan. Hal itu untuk mengecek apakah jemaah calon haji yang mendaftar benar-benar berasal dari daerah setempat.

Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Lampung Sya'roni Ma'shum meminta semua Kandepag lebih selektif dan teliti saat melihat berkas pendaftaran jemaah calon haji.

"Kalau ada jemaah yang dicurigai bukan berasal dari daerah setempat, jangan segan untuk turun ke lapangan," kata Sya'roni di sela-sela pembukaan workshop pelatih pembimbing calon haji, orientasi teknis penyelenggaraan haji, orientasi KBIH (kelompok bimbingan ibadah haji), dan woekshop nazhir wakaf. Kegiatan tersebut berlangsung di Asrama Haji Rajabasa, Senin (6-4) malam.

Menurut Sya'roni, pihaknya juga menggelar rapat khusus tentang pemeriksaan KTP (kartu tanda penduduk) dan KK (kartu keluarga) bagi jemaah calon haji. Dengan demikian, jemaah calon haji yang mendaftar dan berangkat dari Lampung diharapkan benar-benar warga asal Lampung.

"Kini saja daftar tunggu yang ada di siskohat (sistem komputerisasi haji terpadu) sudah sampai tahun 2012," kata dia.

Untuk itu pihaknya tetap memprioritaskan warga Lampung dalam keberangkatan menjalankan ibadah haji ke Tanah Suci tahun 2009 ini.

"Jangan sampai insiden tahun lalu terjadi lagi. Oleh sebab itu, kami mengimbau KBIH benar-benar selektif sebelum mendaftarkan para jemaahnya," kata dia.

Tahun lalu, ada 10 jemaah calon haji asal Lampung yang tertahan di Asrama Haji Pondok Gede karena antara foto paspor dan wajah asli tidak sama. Bahkan, ada sseorang jemaah asal Lampung yang sudah sampai ke Jeddah, Arab Saudi, terpaksa dipulangkan ke Tanah Air karena kasus serupa.

Sementara itu, Kepala Bidang Haji Nadhori Mauli mengatakan kegiatan ini diikuti 120 peserta, terdiri dari 40 peserta untuk setiap kegiatan. "Kegiatan berlangsung tiga hari mulai Senin--Rabu (6--8-40 di Asama Haji Rajabasa," kata dia.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap pelatih pembimbing calon haji dan menyatukan persepsi pemahaman tentang kebijaksanaan yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah haji.

Selain itu, meningkatkan kualitas dan kuantitas pelatih, petugas penyelenggara haji dan KBIH agar dapat memberikan pelayanan dan pembinaan ibadah haji.

Selain itu, KBIH diminta menaati aturan-aturan yang ditetapkan pemerintah dalam hal ini Departenen Agama. Kemudian, membangkitkan partisipasi masyaarkat untuk memberdayakan wakaf. n UNI/K-1

0 komentar Link ke posting ini

Melepas Belenggu Taklid dan Fanatisme

Jumat, April 10, 2009

Oleh: Dr. Attabiq Luthfi, MA

dakwatuna.com - “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar”. (Fusshilat: 53)

Dr. Muhammad Abdullah As-Syarqawi mengomentari ayat di atas dengan mengatakan bahwa sesungguhnya Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi, di dalam Al-Qur’an telah mendorong akal manusia agar senantiasa memperhatikan, berpikir, serta merenung agar akal dan kalbunya merasa puas terhadap aspek ketuhanan, risalah dan kebangkitan.

Sungguh anugerah terbesar Allah kepada umat manusia adalah akal. Jika potensi ini tidak difungsikan atau difungsikan tidak maksimal, maka akan melahirkan sikap jumud yang membawa kepada taklid dan fanatisme buta. Justru Islam datang membawa prinsip keseimbangan (washathiyyah) setelah ideologi sebelumnya sangat kental dengan jumud dan fanatisme. “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang wasath (adil, pilihan, seimbang)”. (QS. Al-Baqarah: 143).

Tindakan mengabaikan anugerah akal bisa menjerumuskan seseorang ke dalam siksa Allah seperti yang disaksikan sendiri oleh para penghuni neraka ketika mereka menyesali sikapnya dengan mengatakan: “Sekiranya kami mau mendengarkan atau menggunakan akal pikiran, niscaya kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS Al-Mulk: 10).

Untuk keluar dari jebakan taklid buta, umat Islam dituntut untuk berani melakukan “ijtihad” sebagai salah satu pilar tegaknya syariat dalam kehidupan manusia. Ketertinggalan umat Islam dari hakikat agama dan persoalan dunia, tiada lain karena ketertutupan akal mereka yang hanya cukup dengan apa yang mereka terima secara turun temurun (taklid buta). “Dan apabila dikatakan kepada mereka:”Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah”, mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari nenek moyang kami, walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun dan tidak mendapat petunjuk”. (QS Al-Baqarah: 170).

Di dalam ayat lain, Allah mencela sikap taklid buta dengan menjelaskan keterlibatan syaitan yang membelenggu manusia untuk tetap bersikap jumud dan mengedepankan fanatisme. ““Dan apabila dikatakan kepada mereka:”Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah”, mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya”. Apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa apai yang menyala-nyala”. (QS Luqman: 21).

Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthi mengingatkan bahwa jati diri umat Islam sekarang ini telah hilang; ciri-ciri peradabannya telah cerai berai dan terlupakan. Saat ini umat Islam hidup di bawah kekuasaan peradaban asing dengan segala aspek negatif dan penyimpangannya. Bahkan, justru kita menemukan bahwa ketundukan umat Islam terhadap kekuasaan peradaban asing adalah lebih besar daripada ketundukan orang-orang Barat sendiri selaku pemilik sekaligus pewaris peradaban tersebut. Ini berarti, bangunan masyarakat Islam saat ini telah miring, pilar-pilarnya telah condong ke bawah dan tidak mampu lagi berdiri tegak. Dalam kondisi labil seperti ini, umat Islam dituntut untuk melepaskan belenggu taklid buta dan sikap ikut-ikutan.

Dengan ijtihad, Allah hendak memberikan karunia kepada hambaNya, agar aktifitas ibadah yang mereka lakukan didasarkan kepada pemahaman (ijtihad), sebagaimana Allah mewajibkan jihad agar para hambanya yang shalih menjadi para syuhada. Apabila keutamaan mujahid adalah karena darah yang tercurah di medan perang, maka keutamaan para mujtahid adalah karena mereka mengerahkan segenap kesungguhan di dalam menggali hukum dalam rangka meninggikan kalimatuLlah.

Di sini, Allah telah mewajibkan kepada hambaNya untuk berijtihad (dalam pengertian secara bahasa yakni bersungguh-sungguh) dan menguji ketaatan mereka di dalam lingkup persoalan ijtihad, sebagaimana ketaatan mereka diuji dalam persoalan-persoalan lainnya. Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Kami benar-benar akam menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar diantara kamu; dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu”. (QS Muhammad: 31).

Dalam pandangan Dr. Wahbah Zuhaili, Ijtihadlah yang akan menghidupkan kembali syariat di atas muka bumi Allah ini. Syariat tidak akan bisa bertahan selama aktifitas ijtihad tidak hidup, tidak memiliki daya kerja dan daya gerak. Sebab berbagai faktor pertumbuhan dan perkembangan kehidupan serta pentingnya penyebaran syariat Islam ke seluruh pelosok dunia meniscayakan kebutuhan akan ijtihad, terutama di masa kita sekarang ini, masa yang serba instan, komplek, serta penuh dengan tantangan peristiwa dan permasalahan baru. Sehingga tanpa ijtihad dan melepaskan belenggu taklid buta, syariat Islam akan kehilangan relevansinya di setiap zaman dan tempat. Ia akan membuat manusia merasa sempit dengan kehadirannya dan akan menimbulkan kekeliruan di dalam memandang agamanya. Padahal ijtihad merupakan salah satu karakteristik syariat Islam yang tidak akan tertutup pintunya sampai hari kiamat. Di sinilah bukti rahmat Islam yang akan membebaskan umatnya dari kesempitan. Allah menegaskan: “Dia tidak menjadikan di dalam agama ini suatu kesempitan bagi kalian”.(QS Al-Hajj: 78).

Mencermati realitas umat Islam dewasa ini yang semakin terpuruk dan tertinggal, maka karya nyata, kreativitas, ijtihad yang segar sangat ditunggu-tunggu untuk mengembalikan umat kepada kejayaannya yang gilang-gemilang dengan tetap komitmen dengan ajaran Islam yang kaafah.. WaLlahu A’lam

Berkaca Dari Air

Sabtu, April 11, 2009

Pada aspek fiqhiyyah, air terbagi menjadi tiga, yaitu : air thahir muthahhir, air thahir ghairu muthahhir dan air najis. Air thahir muthahhir artinya air yang suci dan mensucikan, seperti air hujan, air laut, air sungai, air sumur, air mata air, air salju, air danau dan sejenisnya yang masih dalam wujud kemurniannya. Biasa pula disebut dengan air mutlak, Semua air tadi suci dan dapat untuk mensucikan baik hadas maupun najis.

Sebagian ulama memasukkan air musta’mal dalam kategori ini. Tetapi Imam Syafi’i tidak sependapat. Sedangkan air thahir ghairu muthahhir adalah air yang suci, tapi tidak dapat digunakan untuk mensucikan hadas atau sesuatu yang terkena najis. Hal ini karena air tersebut sudah kehilangan kemurniannya. Hilangnya keaslian tersebut bukan karena terkena najis, tetapi akibat bercampumya dengan sesuatu yang sama-sama suci. Misalnya, air teh, kopi, susu dan seterusnya. Air-air tersebut suci, halal kita minum, tapi tidak mensucikan artinya meski air susu dan kopi adalah suci tapi tidak bisa dipakai untuk berwudhu’ atau mandi.

Adapun air najis adalah air yang dengan sendirinya memang najis seperti air kencing, nanah, dandarah, atau air yang mengandung kotoran karena terkena najis. Air macam ini mutlak tidak dapat digunakan untuk bersuci, baik untuk berwudhu’, mandi janabah atau mencuci pakaian.

Analisis Filosofis

Banyak orang mengkaitkan kehidupan manusia dengan air. Meski air tidak bernyawa, namun kehadirannya tidak dapat dipisahkan dengan makhluk yang bernyawa. Air mampu memelihara nyawa manusia, tapi juga dapat menghilangkannya. Karena air, manusia dan tumbuh-tumbuhan dapat menebarkan pesona keindahan bagi kehidupan. Tapi, bila manusia salah bersikap terhadap air, ia dapat mendatangkan bencana. Dalam hal ini, air tampak hidup, dan sikap hidupnya bergantung kepada prilaku manusia kepadanya.

Pada saat yang sama sesungguhnya manusia memiliki karakter yang tidak jauh berbeda dengan air. “…mula-mula manusia berada dalam kematian (ketiadaan), kemudian Allah berikan kehidupan…“. (QS. Al-Baqarah [2]: 28). Seperti air, semula diam dan tampak mati, lalu Allah gerakkan seakan-akan ia hidup dan kemudian memberi kehidupan, namun tidak jarang menghadirkan bencana bila manusia salah pengertian.

Dalam kehidupan barunya, sebagaimana air, manusia adalah suci dan diobsesikan oleh Allah untuk mensucikan alam dalam tugas kekhilafahan (QS. Al-Baqarah [2]: 30). Dalam perjalanan selanjutnya, hanya sebagian manusia yang mampu menjaga kesuciannya dan menebar potensi kesucian itu pada alam. Usia yang merupakan anugerah Tuhan akhirnya bermanfaat, tidak saja untuk pribadinya, tetapi banyak yang ikut menikmatinya.

Manusia seperti ini ibarat air thahir muthahhir, yang takdirnya mengalir untuk memberi kehidupan bagi orang lain. la suci, juga mensucikan. la baik secara individu, tapi baik pula secara sosial. Sikap peduli, perhatian dan gemar menyantuni senantiasa melekat, sehingga setiap kata dan perbuatan senantiasa mampu mengisi kebutuhan banyak orang. la adalah dambaan semua manusia. Kelahirannya membuat senyuman dan kematiannya mengakibatkan tangisan. la adalah pahlawan, berbuat tanpa pamrih dan harapan. Manusia tingkat ini adalah Nabi, Rasul, pejuang dan manusia biasa seperti kita, yang mau merintis jalan kebaikan. Meski tidak banyak, mereka selalu ada, dan harus diupayakan adanya disepanjang sejarah.

Di sisi lain, banyak orang gagal menjadi yang ideal seperti mereka. Sebagian besar orang berfikir untuk dirinya sendiri. Mereka sadar akan kesucian dirinya ketika lahir, tetapi enggan membagi kesucian itu kepada orang lain. Mereka baik, tetapi hanya untuk dirinya, bukan untuk orang lain. Orang-orang macam ini biasanya memiliki telinga tapi kurang bisa mendengar, memiliki mata tapi kurang bisa melihat dan memiliki lidah tapi kurang bisa bersuara. (Lihat QS. Al-Baqarah [2]: 18). Di akhirat, Allah akan menyiksa orang ini bukan karena perbuatannya, tapi karena ketulian, kebutaan dan kebisuannya. Ibarat air, mereka suci, tetapi tidak mensucikan (thahir ghairu muthahhir).

Tapi ada yang lebih parah dari ini, yaitu mereka yang gemar mencemari kesuciannya sendiri. Kelahiran yang fitri telahmereka kotori dengan prilaku menyimpang. Bila hal itu dibiarkan, maka akan menjadi kebiasaan-kebiasaan. Dan setiap kebiasaan pada akhirnya akan dianggap kewajaran. Bagi yang tidak sadar, kewajaran menjadi identik dengan kebenaran. Dan prinsip ini pernah menjadi pegangan hidup Adolf Hitler. Dalam salah satu ungkapannya ia berkata, “Kesalahan yang diulang-diulang dapat menjadi suatu yang dibenarkan“.

Ibarat air, orang seperti itu telah najis. Kehadirannya menjadi penyebab bencana, yang dapat, membunuh hati nurani banyak manusia.

Tiga tipologi air di atas ada di setiap masyarakat, bangsa dan negara. Pertanyaannya, dalam kategori manakah kita berada?

Sumber : Buletin Mimbar Jum’at, No 17, Th. XXII, 25 April 2008

Data Ummat Islam Se Dunia

Senin, April 13, 2009

Inilah daftar jumlah pemeluk agama islam di negara-negara dengan jumlah umat islam terbanyak di dunia, serta persentase umat islam di masing-masing negara tersebut dari seluruh jumlah penduduk di negara tersebut.

Rank

Country

Muslim Population

% Muslim

1 Indonesia

207,000,105

88.20%

2 Pakistan

159,305,441

96.7%

3 India

151,402,065

13.4%

4 Bangladesh

129,987,365

86.4%

5 Egypt

70,530,237

91%

6 Turkey

68,963,953

99%

7 Nigeria

64,385,994

50%

8 Iran

64,089,571

98%

9 Ethiopia

37,533,500

50%

10 Algeria

32,999,883

99%

11 Morocco

32,300,410

99%

12 Afghanistan

31,571,023

99%

13 Saudi Arabia

26,417,599

100%

14 Sudan

26,121,865

65%

15 Iraq

25,292,658

97%

16 Uzbekistan

23,897,563

89%

17 Russia

21,513,046

15%

18 Yemen

20,519,792

99%

19 China

19,594,707

1.5%

20 Syria

16,234,901

88%

21 Malaysia

14,467,694

60.4%

22 Tanzania

12,868,224

35%

23 Mali

11,062,376

90%

24 Niger

10,499,343

90%

25 Senegal

10,459,222

94%

26 Tunisia

9,974,201

99%

27 Somalia

8,548,670

100%

28 Guinea

8,047,686

85%

29 Azerbaijan

7,584,311

93.4%

30 Burkina Faso

7,449,626

52%

31 Kazakhstan

7,137,346

47%

32 Tajikistan

6,805,330

95%

33 Côte d’Ivoire

6,677,043

38.6%

34 Congo (Kinshasa)

6,008,500

10%

35 Libya

5,592,596

97%

36 Jordan

5,471,745

95%

37 Chad

5,306,266

54%

38 United States

4,558,068

1.5%

39 Turkmenistan

4,407,352

89%

40 Philippines

4,392,873

5%

41 France

4,214,790

6.9%

42 Kyrgyzstan

4,117,024

80%

43 Uganda

4,090,422

15%

44 Mozambique

3,881,340

20%

45 Sierra Leone

3,610,585

60%

46 Ghana

3,364,776

16%

47 Cameroon

3,276,001

20%

48 Thailand

3,272,218

5%

50 Mauritania

3,083,772

99.9%

51 Germany

3,049,961

3.7%

51 Oman

2,971,567

99%

53 Albania

2,508,277

70%

54 Malawi

2,431,784

20%

55 Kenya

2,368,071

7%

56 Eritrea

2,280,799

50%

57 Serbia and Montenegro

2,274,126

21%

58 Lebanon

2,257,351

59%

59 Kuwait

1,985,300

85%

60 United Arab Emirates

1,948,041

76%

ternyata India yang merupakan negara hindu merupakan negara dengan jumlah umat islam terbesar di dunia setelah indonesia dan pakistan,

sumber: wikipedia

http://en.wikipedia.org/wiki/Islam

PELANGGARAN PELAKSANAAN IBADAH OLEH SEBAGIAN JAMA’AH HAJI INDONESIA

Selasa, April 14, 2009

Ibadah haji merupakan ibadah yang agung dan juga merupakan rukun Islam kelima. Jika datang musim haji setiap tahunnya, maka kaum muslimin seluruh dunia berbondong-bondong mendatangi tanah haram Makkatul Mukarromah dan Madinatul Munawwaroh.

Jama’ah haji Indonesia adalah jama’ah terbesar jumlahnya diantara bangsa-bangsa lain. Kenyataan tersebut tentu perlu disyukuri, karena paling tidak hal tersebut menunjukkan minat yang besar dari masyarakat Indonesia untuk memenuhi panggilan Allah SWT beribadah haji. Akan tetapi di sisi lain yang patut dijadikan perhatian adalah masih banyaknya prilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Islam pada sebagian jama’ah haji kita. Hal ini tentu membutuhkan penyadaran agar ibadah haji terlaksana dengan sebaik-baiknya dan tidak melanggar ajaran-ajaran Allah Ta’ala.

Tulisan ini bermaksud membicarakan bebarapa catatan yang sangat penting diketahui oleh jamaah haji kita.

Namun sebelum membicarakan hal tersebut ada satu hal yang patut dijadikan pegangan bagi setiap jama’ah yaitu wajib bagi setiap mu’min yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya untuk tunduk dan patuh terhadap syari’at Allah dalam semua sisi tanpa terkecuali.

Firman Allah Subhanahu Wata’ala mengungkapkan dalam firman-Nya dalam surah Al Ahzab ayat 36 “ Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin, dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguh dia telah sesat, sesat yang nyata” ( QS. Al Ahzab: 36).

Ayat ini mengajarkan kita untuk tidak memiliki pilihan lain, selain ajaran Allah dan Rausul-Nya. Jika tidak, maka termasuk orang yang sangat tersesat.

Apabila kita paham kaidah ini, maka mestinya kita siap melaksanakan semua syari’at Allah ta’ala dan Rasul-Nya. Jika melaksanakan ibadah haji dalam rangka tunduk kepada Allah, maka semua perintah-Nya dilaksanakan dan semua larangan-Nya dijauhi dan ditinggalkan.

Jangan ada yang melaksanakan sebagian ajaran Allah dan Rasul-Nya dan meninggalkan sebagian larangan Allah dan Rasul-Nya. Hal ini seperti ahli kitab yang dicela Allah dalam firman-Nya surah Al Baqarah ayat 85 ”Apakah kamu beriman kepada sebagian isi Al Kitab (taurat) dan ingkar terhadap sebagian isi yang lain?. Tidaklah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan di dunia, pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat”.(QS. Al Baqarah 85).

Besarnya keutamaan ibadah haji yang dilakukan bukan berarti meninggalkan sebagian perintah-perintah Allah dan melaksanakan sebagian larangan-larangan Allah SWT.

Berikut ini ada beberapa prilaku menyimpang yang dilakukan oleh sebagian jama’ah haji:

1. Aqidah yang masih bercampur dengan kepercayaan syirik.

Aqidah adalah yang paling pertama dan utama. Bahkan inti dari pelaksanaan ibadah haji sesungguhnya adalah membersihkan aqidah muslim dari penghambaan terhadap selain Allah SWT. Perhatikan lafazh talbiyah “ Labbaikallahumma labbaika lasyariikalaka labbaik. Innal hamda wanni’mata laka wal mulka la syariika lak” Artinya “ Aku penuhi panggilan-Mua ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, tidak ada sekutu bagi-Mu, sesungguhnya segala puji dan kerajaan hanyalah mulik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu”.

Sebagai jama’ah haji harus dapat mewujudkan aqidah yang bersih dalam pelaksanaan ibadah haji, tidak boleh tercampur dengan keyakinan-keyakinan syirik dan bathil. Misalnya saat thawaf, ada sebagian jama’ah haji mengusap-ngusap dinding Ka’bah atau maqam Ibrahim dengan alasan mendatangkan barakah. Hal ini tidak dibenarkan oleh ajaran/syari’at Islam, karena Ka’bah dan maqam Ibrahim tidak memberikan manfaat dan mudharat. Sekalipun Hajar Aswad yang dusunnahkan untuk dicium atau diusap, bukan berkeyakinan baahwa batu tersebut mendatangkan manfaat atau mudharat, tetapi ittiba’ussunnah Rasul SAW.

Diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim bahwa Umar bin Khattab mendatangi Hajar Aswad lalu menciumnya kemudian berkata “ Sesungguhnya aku mengetahui bahwa engkau adalah batu yang tidak dapat membawa manfaat dan mudharat. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah menciummu, niscaya aku tidak akan menciummu”.

Contoh lain, saat pergi ke Ji’ronah untuk melakukan Miqat, sebagian jama’ah mengambil air untuk dibawa pulang dengan alasan untuk menyembuhkan penyakit. Padahal hal tersebut tidak ada dasar hukumnya.

2. Kurang memiliki bekal pemahaman yang baik dan benar tentang pelaksanaan ibadah haji.

Ibadah haji termasuk ibadah yang pelaksanaannya secara terperinci banyak yang belum dipahami oleh kaum muslimin/muslimat.. Misalnya, saat thawaf sebagiannya membaca do’a tertentu dalam setiap putaran thawaf. Padahal Rasulullah tidak melakukan hal tersebut. Yang dianjurkan oleh beliau saat thawaf membaca do’a atau zikir apa saja sesuai dengan syari’at. Kecuali antara rukun Yamani dan Hajar Aswad dianjurkan secara khusus membaca “Rabbana atina fiddunnya hasanah wafil akhirati hasanah waqina azabannaar”.

Contoh lain, saat sa’i masih ada jama’ah yang salah cara menghitung perjalannya. Hitungan sa’i dihitung satu perjalanan antara sofa-marwa dan marwa-sofa. Seharusnya antara sofa-marwa dihitung satu, dan antara marwa - sofa satu perjalanan.

3. Terbukanya aurat ditempat umum

Jama’ah haji wanita Indonesia masih banyak yang tidak memperhatikan pakaianya. Sering terlihat bahwa pakaiannya terlalu nerawang/tipis dan ketat, sehingga mengundang syahwat para lelaki. Bahkan dalam mempercantik diri selayaknya artis.

Firman Allah surah Al Ahzab ayat 33 “Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah”.

Hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan An Nasa’i dan At Turmuzi menyatakan “ Setiap wanita yang mengenakan wewangian lalu melewati suatu kaum(lelaki) agar mereka mencium wanginya, maka dia telah berzina”

Demikian beberapa hal yang penulis saksikan dalam pelaksanaan ibadah haji oleh sebagian jama’ah haji Indonesia, semoga ada manfaatnya. Terutama sekali bagi para pembimbing ibadah haji Indonesia, dapat meningkatkan wawasan ilmu para jamaah haji agar pelaksanaan ibadahnya dapat sempurna dan benar sesuai dengan syari’at Islam.

Nama-nama Makkatul Mukarramah

Rabu, April 15, 2009

Makkatulmukarramah

Dari: www.Al-Islam.com

Di negara ini tidak ditemukan suatu daerah yang memiliki nama lebih banyak dari Mekah dan Madinah. Ini adalah mengingat bahwa kedua termpat tersebut adalah tempat yang paling mulia. Di antara nama-nama Makkatulmukarramah adalah:


- Al Balad: Allah Taala berfirman:

لا أقسم بهذا البلد وأنت حل بهذا البلد

(Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini (Mekah), dan kamu (Muhammad) bertempat di kota Mekah ini).
- Al Baladil Amin (Kota yang aman): Allah Taala berfirman:

وهذا البلد الأمين

(Demi kota (Mekah) ini yang aman). Huzaimah bin Tsabit bertanya kepada Nabi saw. tentang ayat ini, maka beliau bersabda, "Mekah."
- Al Baldah: Allah Taala berfirman:

إنما أمرت أن أعبد رب هذه البلدة

(Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini)
- Bakkah: Allah Taala berfirman:

إن أول بيت وضع للناس للذي ببكة مباركا وهدى للعالمين

(Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) bagi manusia adalah Baitullah di Bakkah (Mekah) yang penuh berkah dan menjadi petunjuk bagi semua manusia)
- Makkah: Allah Taala berfirman:

وهو الذي كف أيديهم عنكم ببطن مكة من بعد أن أظفركم عليهم

(Dialah yang menahan tangan mereka dari (membinasakan) kamu dan (menahan) tangan kamu dari (membinasakan) mereka di tengah kota Mekah sesudah Allah memenangkan kamu atas mereka). Ada yang mengatakan Bakkah adalah tempat Kakbah dan Mekah adalah kawasan di sekelilingnya.
- Qaryah: Allah Taala berfirman:

ضرب الله مثلا قرية

(Allah telah membuat satu perumpamaan (dengan) sebuah negeri). Mujahid berkata, "Maksudnya adalah Mekah."
- Masjidilharam: Allah Taala berfirman:

سبحان الذي أسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام إلى المسجد الأقصى

(Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidilharam ke Masjidilaksa)
- Al Ma`aad: Allah Taala berfirman:

إن الذي فرض عليك القرآن لرادك إلى معاد

(Sesungguhnya yang mewajibkan atas kamu (melaksanakan hukum-hukum) Alquran itu benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali)
- Ummul Qura: Allah Taala berfirman:

لتنذر أم القرى ومن حولها

(Supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk negeri-negeri sekelilingnya)
- Mukhraja Shidqin: Allah Taala berfirman:

وقل رب أدخلني مدخل صدق وأخرجني مخرج صدق واجعل لي من لدنك سلطانا نصيرا

(Katakanlah:"Ya Tuhanku, masukkanlah aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkanlah pula aku dari tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong)
- Al Baasah: Karena orang yang ingkar akan adanya Allah (ateis) dibinasakan dan dihancurkan di dalamnya.
- Bassaq:

بصق فلان على أصحابه

(Fulan lebih tinggi dari teman-temannya). Disebut demikian karena Mekah adalah kota yang posisinya paling tinggi, dia membinasakah orang-orang mulhid (ateis).
- Nama-nama tambahan: Barrah - Ar Ra'su - Ar Ritaaj - Sabbuhah - Salam - Shalah - Thayyibah - Adzara' - Arsy - Arisy - Aruudh - Faaraan - Muqaddasah - Qadis - Qaadisah - Qaryatul Himaa - Qaryatun Naml - Nuqratul Ghuraab - Kuuti - Al Maktaan - Naadir - Waadi - Ummu Raahim - Ummu Rahim - Ummur Rahmi - Ummur Ruhamaat - Ummu Ruuh - Ummu Zahm - Ummu Shabiih - Ummu Kuuti.
- An Naasah - An Naasyah: Karena ia menyapu bersih serta mengusir orang ateis.
- An Nasaasah: Karena air di daerah ini sangat sedikit. Berasal dari kalimat An Nassu yang berarti kering.